
KETAPANG | | dayunewstvindonesia.com — Padang Kuning kini resmi menjadi “kerajaan” emas ilegal. Puluhan excavator dan mesin doping bekerja siang-malam tanpa henti, mengeruk isi perut bumi demi tambang emas haram. Aktivitas ini sudah bukan menjadi rahasia umum lagi — semua orang tahu, dari rakyat kecil sampai para pejabat di kursi empuk. Ironisnya, yang punya kuasa justru memilih diam, seolah menonton pertunjukan berbayar.
Sumber lapangan menyebut para bos besar di balik operasi ini punya modal, jaringan, dan “tameng” kuat dari oknum-oknum berpengaruh. Excavator mereka bekerja manis, tak tersentuh, bahkan saat kerusakan lingkungan di sekitarnya semakin menganga: hutan gundul, sungai hitam tercemar merkuri, tanah longsor siap melahap desa.

Desas-desus kian panas: ada aliran uang miliaran rupiah mengalir dari Padang Kuning ke kantong-kantong tertentu, demi menjaga bisnis haram ini tetap berjalan. Tanpa keberanian aparat dan pemerintah untuk memutus mata rantai uang dan kekuasaan ini, Padang Kuning akan terus menjadi luka terbuka di Ketapang.
Desakan keras kini dilontarkan publik. Kejaksaan Agung, Mabes Polri, Mabes TNI, dan Kementerian ESDM diminta turun langsung, menangkap para dalang, membongkar jaringan bisnisnya, dan menyeret semua pihak yang terlibat—tanpa pandang bulu.
“Kalau negara kalah oleh cukong, berarti kita sedang menggali kuburan untuk masa depan generasi sendiri,” tegas seorang aktivis lingkungan yang geram melihat pembiaran ini
(tim red)